Sintaks Model Pembelajaran Konsep
Fase I.
Presentasi data dan identifikasi data.
Pada fase I, guru
mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan non-contoh
setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan.
Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, cerita, gambar atau unit lain
yang dapat dibedakan. Siswa dapat bertanya untuk membandingkan dan
menjastifikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. Joyce, dkk (2010: 136)
menyatakan bahwa pembelajar (siswa) diberitahu bahwa seluruh contoh positif
memiliki satu gagasan umum, tugas mereka adalah mengembangkan suatu hipotesis
tentang sifat dari konsep tersebut.
Pada bagian akhir fase ini
siswa dapat ditanya tentang hipotesis yang disusunnya dan menyatakan aturan
yang telah dibuatnya atau mendefinisikan konsepnya menurut attribute yang
bersesuaian dari contoh-contoh yang diberikan. Hipotesis ini tidak perlu
dikonfirmasikan hingga fase berikutnya.
Fase II.
Menguji pencapaian dari suatu konsep.
Pada fase II, siswa menguji
penemuan konsep mereka, pertama-tama dengan cara mengidentifikasi secara
tepat contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan kemudian membangkitkan
contoh-contohnya sendiri (Joyce, dkk, 2010:136). Menguji penemuan konsep dapat
dilakukan juga melalui sebuah eksperimen yang akan menunjukkan secara langsung
prilaku dari contoh-contoh yang diuji, sehingga siswa dapat langsung merumuskan
kebenaran hipotesis yang telah dirumuskannya diawal.
Selanjutnya guru (dan siswa)
dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis mereka, merevisi pilihan
konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaimana mestinya. Hal ini
dapat dilakukan dengan membandingkan konsep yang diperoleh dari perumusan
hipotesis dan pengujiannya melalui eksperimen dengan konsep yang dikembangkan
ilmuan. Atau dengan kata lain, dilakukan perbandingan antara ide yang
dimunculkan siswa dengan ide ilmuan.
Fase III.
Analisis Strategi – Strategi Berpikir.
Pada fase III, siswa menganalisis
strategi-strategi dengan segala hal yang mereka gunakan untuk mencapai konsep
(Joyce, dkk, 2010:137). Setelah membandingkan idenya dengan ide ilmuan, siswa
telah mendapatkan gambaran apakah strategi berpikir yang digunakannya untuk
merumuskan hipotesis dan pengujian akan membawa pemikirannya menuju konsep yang
benar. Secara bertahap siswa dapat membandingkan keefektifan dari berbagai
strategi yang telah digunakannya. Kemudian siswa dapat mengkonstruksikan konsep
yang baru didapatnya kedalam pengetahuannya.
Tabel.13.1 Struktur pengajaran model pencapaian
konsep
( adaptasi dari Joyce, 2009:136)
Fase
|
Tingkah Laku Guru dan Siswa
|
Fase I
Penyajian
Data dan Identifikasi Konsep
|
Guru
menyajikan contoh – contoh yang telah dilabeli
Siswa
membandingkan sifat – sifat / ciri – ciri dalam contoh – contoh positif dan
contoh – contoh negatif
Siswa
menjelaskan sebuah defenisi menurut sifat – sifat / ciri – ciri yang paling
esensial
|
Fase II
Pengujian
Pencapaian Konsep
|
Siswa
mengidentifikasi contoh – contoh tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda ya
dan tidak
Guru
menguji hipotesis, menamai konsep, dan menyatakan kembali defenisi – defenisi
menurut sifat – sifat / ciri – ciri yang paling esensial
Siswa
membuat contoh – contoh
|
Fase
III
Analisis
Strategi – Strategi Berpikir
|
Siswa
mendeskripsikan pemikiran – pemikiran
Siswa
mendiskusikan peran sifat – sifat dan hipotesis – hipotesis
Siswa
mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis
|
0 komentar:
Posting Komentar